Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) menuduh Alphabet Inc (induk dari Google) menyalahgunakan dominasinya dalam periklanan digital, mengancam akan membubarkan bisnis utama dari raksasa teknologi yang berbasis di Silicon Valley itu.
Pemerintah AS mengatakan Google harus dipaksa untuk menjual ad manager suite miliknya, bisnis yang menghasilkan sekitar 12 persen dari pendapatan Google pada 2021, juga memainkan peran penting dalam penjualan keseluruhan mesin pencari dan cloud.
“Google telah menggunakan cara antipersaingan, eksklusivitas, dan melanggar hukum untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman terhadap dominasinya atas teknologi periklanan digital,” demikian keluhan antimonopoli tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/1/2023).
Dalam hal ini, Google yang bisnis periklanannya menyumbang sekitar 80 persen dari pendapatan perusahaan, merespons tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa pemerintah menggandakan argumen cacat yang akan memperlambat inovasi, menaikkan biaya iklan, serta mempersulit pertumbuhan ribuan usaha kecil dan penerbit.
Pemerintah federal mengatakan penyelidikan dan tuntutan hukum ‘Big Tech’ ini ditujukan untuk menyamakan kedudukan bagi saingan yang lebih kecil ke sekelompok perusahaan kuat, mencakup Amazon.com (AMZN.O), pemilik Facebook Meta Platforms (META.O) dan Apple Inc. (AAPL.O).
“Dengan menggugat Google karena memonopoli teknologi periklanan (iklan digital), Departemen Kehakiman membidik jantung kekuatan raksasa internet itu,” kata Charlotte Slaiman, direktur kebijakan persaingan Public Knowledge.
“Keluhan tersebut memaparkan banyak strategi antipersaingan dari Google yang telah menahan ekosistem internet kami,” sambungnya.
Gugatan yang diajukan baru-baru ini oleh pemerintahan Presiden Joe Biden, merupakan kelanjutan gugatan antimonopoli tahun 2020 yang diajukan terhadap Google selama masa jabatan Donald Trump.
Gugatan tahun 2020 menuduh pelanggaran undang-undang antimonopoli tentang bagaimana Google memperoleh atau mempertahankan dominasinya dengan monopoli dalam mesin pencarian online dan dijadwalkan untuk diadili pada bulan September.